Jumat, 22 April 2011

Biografi Singkat Ki Hadjar Dewantara


Lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryadiningrat di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Beliau ialah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda.



Ki Hajar Dewantara berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjut ke STOVIA(Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit.Lalu beliau bekerja sebagai wartawan dan pada masanya ia tergolong sebagai penulis yang handal, tulisannya komunikatif, tajam dan antikolonial.


Selain itu, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO) tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia.


Sewaktu pemerintah Belanda berniat mengumpulkan sumbangan dari warga, termasuk pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis pada tahun 1913, timbul reaksi kritis dari kalangan nasionalis, termasuk Ki Hajar. Ia kemudian menulis Als ik eens Nederlander was "Seandainya Aku Seorang Belanda" yang dimuat dalam surat kabar De Expres. Isi artikel ini terasa pedas sekali di kalangan pejabat Hindia Belanda dan membuatnya diasingkan di Pulau Bangka dan kemudian diasingkan ke Belanda menurut permintaannya.

Dalam pengasingan ini, Ki Hajar Dewantara bergabung  dengan mahasiswa Indonesia di Belanda. Beliau merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya dengan sistem pendidikannya sendiri. 

Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para bangsawan maupun orang-orang Belanda. Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Soewardi kembali ke tanah air pada September 1919 dan bergabung dengan sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini menjadikan bekal bagi Soewardi untuk mendirikan Perguruan Tamansiswa

Bagian dari semboyan ciptaannya,ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” Tut wuri handayani, menjadi slogan Departemen Pendidikan Nasional yang berarti mengikut dari belakang. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara dan potret dirinya pada uang kertas pecahan Rp 20.000,00 









(dikutip dari wikipedia dan berbagai sumber)
-

0 komentar:

Posting Komentar

 
back to top